Penyuluhan Kesehatan Demam Berdarah Dengue di Masa Pandemi COVID-19
Keywords:
Dengue Hemorrhagic Fever, Aedes spp., JumantikAbstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat saat ini, terutama pada daerah perkotaan. Tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit ini sangat tinggi jika tidak ditangani dengan segera. Virus dengue terutama ditularkan oleh nyamuk betina Aedes aegypty dan Ae. albopictus. Nyamuk Aedes spp merupakan nyamuk yang mempunyai kemampuan untuk berkembang biak dengan cepat karena telur dari nyamuk ini bisa hidup dalam kondisi kering. Indonesia menerapkan program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) sebagai salah satu cara pemberantasan nyamuk. Namun, dengan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di DKI Jakarta saat ini, program ini menjadi sedikit sulit dilakukan. Penyuluhan ini dilakukan sebagai bagian dari peningkatan literasi masyarakat terhadap pemahaman akan demam berdarah dari gejala sampai pencegahan di tingkat rumah tangga., sehingga masyarakat menjadi waspada akan penyakit ini meskipun di tengah kondisi pandemi Covid-19. Penyuluhan dilakukan secara daring dan sebelum penyuluhan telah diadakan survey awal pemahaman tentang DBD dan survey akhir dilakukan setelah penyuluhan untuk menilai tingkat pemahaman masyarakat tentang DBD. Hasil yang dicapai berupa manfaat terutama untuk masyarakat, yaitu warga memahami tentang penyakit demam berdarah dan pencegahannya melalui pemberantasan jentik nyamuk di rumah masing-masing, yang pada akhirnya dapat menurunkan jumlah kasus DBD di Jakarta.
References
Oliveira, L.N.d.S., A. Itria, and E.C. Lima, Cost of illness and program of dengue: A systematic review. PloS one, 2019. 14(2): p. e0211401.
Schaefer, T.J., P.K. Panda, and R.W. Wolford, Dengue fever. 2017.
Baak-Baak, C.M., et al., Entomological and virological surveillance for dengue virus in churches in Merida, Mexico. Revista do Instituto de Medicina Tropical de São Paulo, 2019. 61.
Organization, W.H., et al., Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. 2009: World Health Organization.
Basurko, C., et al., Estimating the risk of vertical transmission of dengue: a prospective study. The American journal of tropical medicine and hygiene, 2018. 98(6): p. 1826.
Organization, W.H., Infection prevention and control during health care when COVID-19 is suspected: interim guidance, 19 March 2020. 2020, World Health Organization.
Karyanti, M.R., et al., The changing incidence of dengue haemorrhagic fever in Indonesia: a 45-year registry-based analysis. BMC Infect Dis, 2014. 14: p. 412.
Lu, X., et al., Dengue outbreaks in the COVID-19 era: Alarm raised for Asia. PLoS neglected tropical diseases, 2021. 15(10): p. e0009778.
Kembuan, G.J., Dengue serology in Indonesian COVID-19 patients: Coinfection or serological overlap? IDCases, 2020. 22: p. e00927.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020, Jakarta. Diunduh dari: http://p2p.kemkes.go.id/hingga-juli-kasus-dbd-di-indonesia-capai-71-ribu/