Pendampingan Kader Posyandu Dalam Program Intervensi Spesifik Dalam Meningkatkan Kinerja Program Gizi Di Wilayah Kelurahan Gunung Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Abstract
Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi lebih. Indonesia juga memiliki masalah kekurangan gizi yang tinggi serta obesitas yang meningkat yang disebut ‘Beban Ganda Masalah Gizi’ (Double Burden of Malnutrition). Beban Ganda Masalah Gizi memiliki dampak di seluruh siklus hidup serta gangguan jangka panjang pada periode kritis pertumbuhan dan perkembangan, yakni selama 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Kebehasilan dalam menangani masalah gizi sangat ditentukan oleh pencapaian program intervensi spesifik yang dilakukan di wilayah kelurahan Gunung. Kader merupakan tenaga sukarela yang berhadapan langsung dengan masyarakat sasaran sehingga kapasitas kader sangat menentukan pencapaian indikator intervensi gizi spesifik sehingga peningkatan kapasitas kader merupakan salah satu solusi. Untuk itu maka diperlukan edukasi dalam dalam peningkatan kapasitas kader untuk menimgkatkan kinerja intervensi gizi spesifik.
Kegiatan ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Gung dengan sasaran sebanyak 20 kader Posyandu yang merupakan wakil dari masing-masing RW. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan edukasi kepada kader yang dilakukan pada tanggal 4-5 Juli 2022. Kegiatan ini melibat dosen dan mahasiswa sarjana terapan gizi dan dietetika. Karakteristik kader sebanyak 70,0% berusia di atas 45 tahun dan mempunyai pendidikan setara SMA sebanyak 55,0%. Lama menjadi kader sebanyak 50,0% di bawah 5 tahun dan diatas 5 tahun. Pada pelaksanaan edukasi dilakukan pre dan post test kepada peserta pengabmas. Setelah dilakukan penilaian maka rata-rata pre test sebesar 62 point dengan standart deviasi 11,4 point dan rata-rata post test sebesar 78 point dengan standart deviasi 5,9 point. Dari analisis dengan menggunakan uji paired t test menunjukkan p=0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi.
References
Manajemen Intervensi Spesifik Untuk Percepatan Penurunan Stunting
Di Puskesmas. Kemenkes RI, 2022
Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan RI. Modul A.Pengantar MGRS, 2011.
Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan RI. Modl B. Mengukur Pertumbuhan Anak, 2011.
Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan RI. Modl C. Interpretasi Indikator Pertumbuhan Anak, 2011.
Direktorat Bina Gizi, Kementerian Kesehatan RI. Modl D. Konseling Pertumbuhan dan Pemberian Makan Anak, 2011