Intervensi Psikososial “Rukon Ubat Hatee” Untuk Meningkatkan Pemaafan Pada Pemuda Putus Sekolah Di Daerah Ex-Konflik
Keywords:
intervensi, psikososial, pemuda putus sekolahAbstract
Pemuda putus sekolah di daerah konflik memiliki stigma negatif dari masyarakat, hal ini mempengaruhi konsep diri para pemuda sehingga sangat memungkinkan individu tersebut sulit memaafkan dirinya sendiri, orang lain dan situasi yang pernah terjadi. Pemuda putus sekolah di daerah eks-konflik memiliki potensi untuk mengalami post traumatic stress disorder (PTSD). Intervensi psikososial “Rukon Ubat Hatee” dalam Bahasa Aceh, yang diartikan sebagai Rukon sebagai obat hati atau pelipur lara merupakan kegiatan berbasis kearifan lokal yang merupakan aktifitas seni dan keagamaan yang bermuatan intervensi psikologis berupa katarsis emosi, pengetahuan, nasehat dan kerjasama kelompok. Rukon dilaksanakan dimalam hari mulai setelah masuk waktu Insya sampai menjelang Subuh.
References
Hafnidar, H., Junita, N., & Ratna, R. (2017). A Study on the Forgiveness Concept of Aceh Conflict Victims. Proceedings of AICS-Social Sciences, 7, 849.
Indriaty, D. (2004) Strategi adaptasi untuk mencapai aspirasi masa depan pada anak putus sekolah. Jurnal ilmu kesejahteraan sosial, vol. 3(2), September 2004.
Riyadiningsih, H., & Astuti, R. P. (2013). Kondisi Psikologis Anak Putus Sekolah. Sustainable Competitive Advantage (SCA), 3(1).
Sutini & Daulay, P. (2014). Model Pendidikan Keterampilan Hidup (Life Skills) Bagi Anak Putus Sekolah Korban Lumpur Lapindo. Jurnal Pendidikan. Volume 15 Nomor 1.
Ventevogel P, Jordans M, Reis R, de Jong J. (2013). Madness or sadness? Local concepts of mental illness in four conflict-affected African communities. Confl Health. Vol 7(1):3.
Wessells M, van Ommeren M. (2008). Developing inter-agency guidelines on mental health and psychosocial support in emergency settings. Intervention. Vol 6(3):199–218.
